JAKARTA- Masyarakat Indonesia memang suka bertualang. Lihat saja yang baru dilakukan oleh Mario Iroth dan Lilis Handayani. Pasangan asal Bandung, Jawa Barat Perancismenghapus penerbangan domestik jarak pendek untuk mencapai target pengurangan emisi karbon sebesar 40 persen di tahun 2030. Ada Indonesia? Menteri Industri Perancis Agnes Pannier-Runacher membantah kritik tersebut. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada kontradiksi antara undang-undang dengan bantuan finansial. HPI NTT Sebut 100 Namun kamu juga bisa kuliah di Perancis dengan memanfaatkan program beasiswa baik dari pihak kampus atau kedutaan besar. Dengan kualitas pendidikan yang baik, ada beberapa kampus favorit yang menjadi incaran para calon mahasiswa internasional, termasuk Indonesia. Apa saja kampus tersebut? Universitas Terbaik Di Prancis 1. Université de Strasbourg JAKARTA Taiwan meminta dukungan Indonesia di tengan ancaman militer China. Perwakilan Kantor Dagang dan Ekonomi Taipe di Jakarta ( Taipe Economic and Trade Office in Indonesia /TETO) John Chen menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan Kelasbahasa prancis level a1 tous public bagi para pemula di semarang, jawa tengah dan seluruh indonesia. kelas terbuka bagi mahasiswa, profesional, dan mereka yang punya passion terhadap bahasa pran. Rp 85,000/jam. Kursus pertama gratis. Bertrand. PENJELAJAHANPRANCIS KE INDONESIA. Sejak 1795, Negeri Belanda berada di bawah kekuasaan Perancis. Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya Louis, sebagai penguasa Negeri Belanda. Faktor-Faktor Pendorong Bangsa Eropa dalam Penjelajahan Samudera Adanya keinginan mencari kekayaan (gold), kekayaan yang dicari adalah rempah-rempah, Adanya JAKARTA Presiden Perancis François Hollande berencana melakukan kunjungan ke Indonesia pada akhir Maret mendatang.. Hal itu dikatakan Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Jean-Charles Berthonnet, seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (17/1/2017). Perjalanandari Indonesia ke prancis lumayan melelahkan. Pertama, aku ke bandara juanda tanggal 13 september 2015 diantarkan teman terbaikku bersama keluargaku dari lumajang berjumlah 16 orang. Jarak dari kos ke kampus sekitar 1,2 km yang ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya, dengan langkah berat aku pergi menemui professor. Nama beliau Prabowomenuturkan, Indonesia dan Perancis telah menjalin kerja sama pertahanan. Di bidang pendidikan dan pelatihan yakni kegiatan program pertukaran kunjungan dan rencana kunjungan marinir Indonesia ke Kaledonia Baru. Selanjutnya, ada lebih dari 300 personel militer Indonesia telah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan di Perancis. berkunjungke prancis perpanjangan paspor karyasiswa dokumen dan legalisasi kmiln pencatatan kelahiran lapor diri paspor bidang perdagangan biaya visa kedutaan besar republik indonesia paris prancis 47-49 rue cortambert, 75116 paris, france. +33 1 4503 0760 HrpAN6E. Rute besar LUMAJANG-S Perjalanan dari Indonesia ke prancis lumayan melelahkan. Pertama, aku ke bandara juanda tanggal 13 september 2015 diantarkan teman terbaikku bersama keluargaku dari lumajang berjumlah 16 orang. Orang tuaku sengaja menyewa minibus untuk mengantarku ke Juanda. Mereka the best in whole world wes. Kami tiba di Terminal 2 bandara Juanda jam 9 pagi, padahal take off pesawatnya jam Sekitar pukul WIB banyak teman-teman dari K3, ristek BEM PPNS, HmI ke juanda untuk mengucapkan kata perpisahan. lumayan lama di sana sambil mencoba untuk menimbang berapa barang bawaanku. Bagasi dari Airasia adalah 30kg per orang. Aku membawa 1 koper berisi pakaian, 1 tas jinjing besar berisi peralatan masak dan bumbu-bumbu masakan, dan tas ransel berisi dokumen, laptop, dll. dan peuffff…. Berat koperku 18 kg dan 26 kg untuk tas jinjing yang isinya bahan makanan semua itu. Ya Allah? Mau dibuang kemana yang 14kg. itu tas jinjing isinya minyak, beras, gula, garam, wajan, piring, dan banyak lagi. Semuanya dibawa dengan harapan sampai diprancis nggak bingung cari toko. Bila rencanaku berjalan lancar sampai diprancis bisa langsung istirahat, dan juga harapan bisa hemat. Namun bantuan tidak lama datang. Allah memang baik, 2 temanku yang lain berat koper dan barang bawaannya dibawah 30kg. Jadi, aku bisa nitip beberapa kilogram ke temenku dan beberapa lagi aku masukkan ke dalam ranselku. Masalah pertama selesai. Suasana Transit di Bandara Soekarno-Hatta Ini adalah pertama kalinya aku naik pesawat selama 21 tahun umurku. dan langsung menempuh perjalanan ke Prancis, didalam hati siapa sangka aku bisa ke Prancis. Tidak pernah ada bayangan sama sekali aku bisa ke negeri ini. Pesawat airasia mendarat pukul dan aku harus menunggu take off Qatar airways jam Sekitar kurang lebih 10 jam aku di bandara soekarno hatta dan perut mulai keroncongan. Alhamdulillah lagi ternyata ibu dari temanku membawakan sate bandung, wah lumayan dapat mengganjal perut. Tiket pesawatnya 7 jutaan untuk menuju prancis itu harga setelah mendapat diskon. Harga normalnya aku kurang tahu karena aku ke sana dengan alasan belajar, aku dapat kartu ISIC kartu tanda studi internasional sehingga harga pesawat bisa direduksi dan semuanya masih BOU beasiswa orang tua, karena pengalaman tahun lalu beasiswa yang diberikan DIKTI terlambat dan sekarang juga begitu. Aku membawa uang sekitar 11 jutaan dan jika ditukar dieuro hanya dapat 680 euro. 1 euro = rupiah. Bismillah dengan harapan bisa cukup untuk kehidupan disini sambil menunggu beasiswa datang. Oh ya, ketika pemeriksaan sebelum masuk Qatar airways ternyata tas jinjing yang aku bawa berbunyi tit…tit…tit… kemudian petugasnya menyuruh membukanya dan diambillah serbuk putih berbungkus plastik, dia Tanya padaku “what is this?” dan mereka membawanya untuk diperiksa, aku hanya jawab “it just salt sir”. Mungkin dia mengira aku menyelundupkan sejenis narkotika. QTR 955 flight . Pesawat Qatar Airlines QR 995 mulai lepas landas. Di dalam pesawat aku tidur pulas, sampai-sampai teman sebelahku dan pramugarinya membangunkanku untuk memberikan makan pagi dan aku masih saja tidur. Temanku bilang ke pramugarinya “she is sleep because she is very tired” dan pramugari “yes, she is very very very deep sleep”. Sungguh memalukan. Hahaha… Suasana Kabin pesawat kode penerbangan QR 955 Qatar airways transit di Qatar di bandara Doha dan menunggu 4 jam lagi untuk bisa sampai di Paris. Di Bandara ini, aku bertemu dengan 4 orang Indonesia yang juga melakukan perjalanan jauh yang tidak searah denganku, mereka pergi ke spanyol untuk bekerja di sebuah kapal sebagai awak kapal. Mereka berasal dari Malang dan juga Bondowoso. Aku bisa tebak bahwa gaji sebagai awak kapal sangat besar disana. Transit di Doha, Qatar Akhirnya pada pukul waktu Prancis tanggal 14 September 2015 aku tiba di sebuah kota yang banyak orang berkata kota ini terkenal dengan kota mode, dan kota romantic. PARIS. woooo….. disini sangat dingin karena hujan dan angin yang kencang. Landing di Charles de Gaulle, ada pesawat concorde disana Banyak-banyak bersyukur adalah kunci penting. Kenapa? Ada dalil yang mengatakan kalau kita bersyukur maka nikmat Allah akan ditambah. Oh ya, orang Prancis sangat baik hati, beberapa orang membantu mengangkat koper-koper kami dan ketika aku dan teman-temanku memasang wajah bingung mau kemana ada banyak orang yang membantu mengarahkan jalan. Bener banget deh, sampai di bandara Paris ada teman dari ITS yang menjemputku dan 3 temanku yang lain. Alhamdulillah, kami dapat tumpangan selama 2 malam. Pada tanggal 15 september 2016 aku diajak ke menara yang katanya romantis yaitu eiffel. Itu sih katanya, sampai disana mungkin karena lelah akibat perjalanan yang jauh, aku tidak mendapatkan sensasi yang “wah”. Dalam hati berkata, wah ngapain kesini cuma lihat tiang berdiri. Tidak beda jauh dengan MONAS di Jakarta. Mungkin karena efek dari kelelahan saja. Ada yang bilang bila menara Eiffel akan sangat indah diwaktu malam karena adanya banyak lampu yang menghiasi sekeliling Eiffel. Sampai disini, aku mulai kangen Indonesia. Wah, masih 2 hari di Prancis sudah rindu kampung halaman. Oh ya, sekedar info kalau harga sim card kartu untuk ponsel disini rata-rata 10 euro atau sekitar rupiah. Sangat mahal jika di bandingkan dengan Indonesia. Saat berada di stasiun paris aku membeli carte de jeune kartu untuk remaja. Jika anda berusia dibawah 28 tahun maka jika kita pergi menggunakan TGV akan ada potongan harga dari 25% sampai 65%. Sangat menguntungkan kan? Tapi kita harus membayar 50 euro untuk mendapatkan kartu ini. It’s OK lah, anggap saja investasi. Pesanku, jangan pernah mengkruskan rupiah ke euro karena berpotensi bikin sakit hati. Sebagai pengingat, bagi yang ingin ke prancis sepertinya hal yang wajib adalah sertifikat DELF B2 ya ada ditulisan sebelumnya. Suasana di Paris Tanggal 16 september aku pergi meninggalkan paris dan menuju ke kota tempat belajarku de Calais. Pertama, aku naik metro kereta bawah tanah di paris kemudian disambung TGV Train à Grande Vitesse yang merupakan kereta cepat di Prancis. Kemudian dilanjutkan dengan naik train kereta api lokal. Karena bawaan barang yang sangat berat, aku dan fikra teman seperjuangan dari PPNS ketinggalan kereta api. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kereta api setelahnya. Disinilah perjalanan sesungguhnya baru saja dimulai. Aku sampai di stasiun dan lagi-lagi bingung mau kemana. Fikra mencoba bertanya ke kakek-kakek dan beliau menyuruh kami untuk naik bus umum, temanku memcoba menunjukkan alamat tempat tinggal kos-kosan kepada sopir dan beliau berkata bisa menggunakan bus tersebut. Maka kamipun naik bus dan Alhamdulillah lagi ternyata pak sopir memberikan tumpangan gratis. Wah beruntungnya, mungkin pak sopir merasa kasihan karena wajah kami yang kelihatan banget bukan warga prancis dan juga wajah sangat kelelahan. Aku berjalan sekitar 2 km menuju foyer des jeunes nomer 1, itu adalah tempat tinggalku yang dicarikan oleh pihak Campus France. Uang sewa sebesar 260 euro ditambah dengan uang garansi sebesar 200 euro. Ada lagi yang harus teman-teman tahu, di prancis akomodasinya sangat bagus, kotanya sangat bersih, tamannya indah dengan bunga yang bewarna warni ala film di indosiar, tapi semua bunganya asli loh. Oh ya, tempat tinggalku dekat dengan taman dan juga bangunan yang terkenal bernama cathredale. Sesampai di tempat tinggalku aku di telepon professor dari kampus ULCO dan beliau memintaku untuk pergi ke kampus karena sebenarnya ada acara jam yaitu acara pertemuan semacam perkenalan kepada mahasiswa baru. Padahal, aku baru sampai jam oke, aku langsung ganti baju dan pergi menemui beliau. ya Allah,, capek banget dalam hati. Jarak dari kos ke kampus sekitar 1,2 km yang ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya, dengan langkah berat aku pergi menemui professor. Nama beliau Matthieu PUIGT. Professornya sangat baik. Beliau menunjukkan semua tempat di ULCO, dari perpusatakaan, ruang belajar, ruang sekrettariat, kantin, dan banyak lagi. Disana beliau berkata, nanti kamu akan belajar arduino, K3 listrik, dll. Wah, dan aku berkata arduino lagi? LLL. Aku sudah pernah mendapatkan materi arduino selama beberapa pertemuan di PPNS dan aku merasa kesulitan. Bismillah saja lah. Aku sempat menanyakan kepada profesorku tentang warga asing yang belajar disini. Beliau berkata ada dari Cina dan Australia juga. Kuliahnya full day seperti di PPNS dari senin sampai jumat namun dengan suasana yang berbeda pastinya. Satu lagi yang penting, kuliahnya semua dalam bahasa prancis. Wah, ini tantangan lagi karena aku baru belajar bahasa prancis selama 4 bulan di Indonesia dan masih dikatakan pasif alias susah ngomong. Namun sudah dapat mengerti ketika ada orang prancis berbicara. Setahun aku tinggal disini dengan harapan jika pulang di Indonesia aku sudah lancar berbahasa prancis. Di prancis, rata-rata hanya ada 1 masjid di 1 kota, di tempatku banyak orang muslim. Saat berada di dapur aku berkenalan dengan orang Mesir, Yaman, dan Sudan. Mereka adalah orang islam juga yang memilik paras tampan ala orang arab, tinggi, bekulit putih, hidung mancung, dengan pakaian yang modis. Wah… perfect dan mereka sangat ramah. Semoga aku nyaman dan betah berada disini juga bisa segera menyelesaikan kuliahku selama setahun kedepan, amiiiin Ini ada beberapa foto yang menggambarkan suasana di Bismillah, perjuangan mencari ilmu ini dimudahkan oleh Allah ^_^ Seri TravelingPengalaman Perjalanan Darat, Melintas Batas dari Swiss - Switzerland ke Perancis - FranceKalau Anda tidak melangkah, Anda tidak akan mengerti apa apa - Eko Budi UtomoPerjalanan darat dari Swiss - Switzerland menuju Perancis - FranceSudah lama saya ingin menuangkan pengalaman perjalanan alias traveling dari Swiss - Switzerland menuju Perancis - France, yang sepertinya dekat karena sama sama negara menikmati Pegunungan Alpen dan menjelajah Mount Titlis, kemudian dilanjutkan menyusuri Kota Luzern - Lucerne yang memiliki berbagai peninggalan Sejarah, kini saatnya melintas ke dari Hotel Park Inn Radisson Airport di Zurich, kami pun menaiki bis menuju ke bertekad untuk tidak tidur, karena ingin sekali mengabadikan situasi selama perjalanan supaya bisa menulis dan bercerita dengan Nikon kuno D 5200 sudah siap, kamera HP juga sudah full bateraynya dan memory sudah dipindahkan. Tante Novia juga sudah siap dengan iphone nya. Makanan ringan yang dibeli dari toserba di dekat hotel dan 4 botol air putih sparkling pun siap menemani perjalanan ijin sama Tante Novia untuk duduk di dekat jendela supaya bisa bebas mengabadikan pemandangan selama Perjalanan Swiss - Switzerland menuju Perancis - FranceTrayek kali ini dari Hotel Park Inn by Radisson Swiss ke Hotel Holiday Inn Paris, Versailles Bougival, an IHG perjalanan akan ditempuh dalam waktu sekitar 10 jam dan diperkirakan sekitar jam waktu Paris kita akan tiba di Hotel Holiday Inn Paris, Versailles Bougival. Kami pun berangkat sekitar pukul waktu Swiss dan bergerak dengan Bis. Tangan saya mulai gatal untuk pengin memotret sejak bis ditempuh dengan santai dan Pak Sopir Bus sangat nyaman membawa Bis yang melaju Tante Novia, berkata. " Apa sih yang difoto, sepertinya jepret sana jepret sini, takut kehilangan moment ya", eh ternyata mengerti juga permasuri dengan kesibukan jeprat jepret area pemukiman dan pertanian yang asri berasa sangat sepi. Sepertinya pekerjaan pertanian dikerjakan dengan mekanisasiMelintas beberapa pemukiman di Zurich yang sangat asri dan menurut saya sangat sepi. Tidak tampak lalu lalang kendaraan dan manusia seperti di Indonesia. Pokoknya sangat berbeda dengan Indonesia yang rasanya penuh dengan sliweran sini berasa tenang dan tidak tampak polisi. Semua serasa berjalan tertib dan disiplin, Saya ingat ini hari Rabu, atau memang hari kerja, tetapi suasana kotanya senyap dan lagi berbeda dengan Indonesia yang hiruk pikuk pedagang, ojeg dan teriakan kondektur bis atau dipenuhi pak ogah di jadi mengerti perbedaan antara negara berkembang yang cenderung susah diatur karena gab yang cukup lebar dan negara maju dengan gab yang tdak terlalu lebar dan tingkat edukasi yang merata. Dari Zurich ke Paris menempuh jarak sekitar 600 km atau sekitar 6 - 7 jam perjalanan darat atau kalau dengan wisata bisa 10 jam. Kami berangkat sekitar pukul waktu Zurich dan diperkirakan pukul pukul - akan sampai di awal perjalanan kami benar benar menikmati perjalanan dan untuk mempersiapkan fisik, saya pun mengistirahatkan di Rhein Water FallsEh ternyata baru berjalan sekitar 1 jam atau sekitar 50 km, kami berhenti di tempat wisata Rhine terjun ini terletak di High Rhine di perbatasan antara Schaffhausen dan Zürich antara kota Neuhausen am Rheinfall dan Laufen-Uhwiesen atau Dachsen , di sebelah kota Schaffhausen di Swiss Bis terparkir, kamipun berjalan menuruni tangga dengan pemandangan di depan kami air terjun Rhein alias Rhein fall yang sangat indah. Tampak di kejauhan deburan air terjun dengan ketinggian sekitar 25 meter yang angin dinginnya terasa hingga ke tepi 2 jam kami berhenti di Rhein Waterfalls dan melanjutkan perjalanan ke penumpanng Bis masuk semua dan sudah dilakukan pengecekan, kami pun melanjutkan Waktu PerbatasanSetelah berjalan 2 jam, kami berhenti lagi karena Bis akan mengisi BBM. Lokasi pengisian cukup rapi dan turun untuk sekedar membeli makanan sekitar 10 menit berhenti, kamipun melanjutkan perjalanan Waktu Perbatasan Swiss - PerancisBis berhenti lagi di rest area. Saatnya makan siang di Cour berhenti di seberang tol, sehingga kami harus menyeberang melintas jalan tol. Cukup bersih dan makan siang yang nyaman. Bersyukur bisa merasakan makan siang di perbatasan antara Swiss dan memang berasa lapar. Di Hotel sarapan dengan Omelet terasa kurang nendang. Semoga kali ini menemukan makanan yang enak. Pengin makan steak ala memilih spot yang bisa memandang ke arah luar. Alhamdulillah saya menemukan makanan Steak sesuai keinginan dan Tante Novia juga nemu makanan yang dia suka, dengan Arche, resto tempat kami makan di Rest terlalu antri saat memesan makanan dan hanya 15menit, makanan sudah makan steak dengan karbohidrat dari kentang dan sayurnya buncis rebus. 1 porsi Entrecote 230 gram seharga Euro atau sekitar Rp. mirip mirip steak di Novia memesan makanan Aguilletes de Poulet seharga Euro minuman Nestle Pure Euro dan Infused Euro total jadinya Euro terlalu mahal, dan bersyukur masih bisa ketemu makanan pengisi perut orang berjalan kembali ke Bis tampak truk truk besar berjejer di area parkir. Menurut Pak Sopir Bus, ternyata kalau hari Minggu seperti saat kami jalan ini, semua kendaraan Logistik diminta libur dan memarkir kendaraannya di tempat parkir yang sudah pengaturan yang bagus, Bedanya dengan di Indonesia, mereka kalau lembur pas hari libur dan tetap bekerja. Akibatnya jalanan semakin macet, karena ada yang liburan week end dan ada yang tetap mengirim logistik Sambil berjalan menikmati pemandangan, saya berdiskusi dengan Tante Novia, yang seorang dengan latar belakang landscape dan pernah bekerja di Tata dan karakter penduduk yang menjadi faktor utama pengaturan perkotaan. Penduduk yang tertib dan mudah diatur bahkan dengan sanksi peraturan, masih memiliki karakter untuk patuh. Di Indonesia, untuk saat ini, semakkin diatur akan semakin dipertanyakan. Ini kenapa tidak boleh, itu kenapa tidak boleh, dan mulai berpikir dengan asumsi masing masing yang seolah olah sudah paling benar negara berkembang dan negara Asia yang katanya dibilang tahu aturan, mungkin maksudnya tahu aturan untuk mensiasati peraturan ha..ha..ha..Suasana PerjalananSuasana perjalanan benar benar nyaman dan menyenangkan. Bis berjalan dengan mulus dan lancar. Beberapa catatan tenatng suasana PerjalananMenikmati pemandangan perumahan di pedesaan yang asri dan lengangMenikmati makanan yang lezat ala PerancisMenjadi tahu beberapa peraturan perjalanan dan transportasi di Swiss dan PerancisMenjadi tahu perbedaan karakter penduduk negara berkembang dan negara maju Penilaian dan RekomendasiPerjalanan darat dari Swiss - Switzerland menuju Perancis - France ternyata tidak terlalu jauh. Kalau sekitar 700 km, sama dengan jarak dari Jakarta ke Indonesia itu luas. Pulau Jawa di Indonesia sudah menjadi 1 negara di Tanah Airmu, Walau hujan emas di negeri orang, masih lebih baik hujan batu di negeri sendiri